Pages

Kamis, 26 Desember 2013

Meresum Kajian Ulum Hadis

Ulumul Hadis I
Mata Kuliah : Ilmu Hadits
Dosen pengampu : Bapak Dadi Nurhaedi, S.Ag. M.Si


Di Susun Oleh :
Abdullah Zahir (11530097)
TH - D

FAKULTAS USHULUDDIN
JURUSAN TAFSIR HADITS
UNIVERSITAS UIN SUNAK KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012

Perdebatan Haruskan Pintu Ijtihad di Tutup


PINTU IJTIHAD TERTUTUP ???

            Perkembangan zaman yang terus berkembang menjadi tolak ukur bagi agama islam untuk bisa menjadi bagian penting di dalamya. Islam harus terus maju dan berkembang sesuai perkembangan zaman tanpa harus meninggalkan nilai-nilai penting yang sudah ada dan tertanam kuat dalam ajaran dan keyakinan dasarnya. Dengan tujuan islam menjadi penggerak terhadap berkembangnya zaman agar selalu bisa diarahkan. Namun islam akan sulit diterima dalam perkembangan zaman jika islam tidak bisa dikembangkan untuk menjawab permasalahan umat yang kian menggunung. Yakni jika islam hanya dipahami dari unsur tekstualnya saja tanpa penalaran lebih lanjut yang dalam hal ini yang dimaksud adalah ijtihad maka bisa dikatakan islam bisa menjadi sulit diterima dalam perkembangan zaman karena sulit untuk menjadi rujukan penyelesain masalah.

Sejarah Singkat Pemerintahan Ali bin Abi Thalib

Sejarah Singkat Pemerintahan Ali bin Abi Thalib

Abstaksi

            Setelah wafatnya nabi Muhammad SAW,  kekuasaan dan pemerintahan Islam digantikan oleh sahabat nabi.  Fungsi nabi Muhammad SAW  sebagai  rosul memang tidak dapat digantikan oleh siapapun, tetapi  sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan harus ada yang menggantikan. Tugas itu diemban oleh keempat sahabat terdekatnya yang diberi gelar Khulafa’ur Rasyidin.
            Dari keempat sahabat nabi, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang pertama masuk Islam dari golongan pemuda. Sejak kecil dia diasuh oleh nabi karena pada waktu itu Abu Thalib sedang mengalami masa sulit dan dia tidak bisa memberi makan keempat anaknya. Ayah Ali yang juga merupakan paman nabi adalah orang yang juga pernah mengasuh nabi ketika kakek nabi meninggal. Nabi ingin membalas budi kebaikan pamannya dengan mengasuh dan mendidik Ali. Di bawah asuhan nabi, Ali menjadi pribadi yang kuat, cakap, cerdas, dan disiplin. Dia selalu menuruti segala perintah nabi, hingga semua ajaran yang diberikan oleh nabi diterima dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.